Jumat, 15 Februari 2008

PAP SMEAR

Uraian umum :

  • Pap’s smear merupakan program skrining yang cukup akurat untuk mendeteksi kelainan serviks uteri, mulai pra-kanker sampai kanker.
  • Pemeriksaan Pap’s smear relatif sederhana, murah tetapi perlu suatu keseragaman sehingga akan didapatkan hasil dengan daya guna tinggi.
  • Pap’s smear mampu menurunkan frekuensi kanker serviks sampai 50 %.
  • Pengambilan hasil Pap’s smear yang baik akan memberikan hasil terapi yang baik pula.
  • Pap’s smear yang baik dilanjutkan dengan tindak lanjut hasilnya akan menurunkan angka kesakitan dan kematian, khususnya wanita di Indonesia.

Keunggulan Pap’s smear :

a. Hasil sensitivitas dan spesifisitas tinggi.

b. Murah.

c. Tidak nyeri.

Mengenal wanita risiko tinggi :

1. Wanita dengan banyak partner.

2. Wanita dengan PHS.

3. Wanita kawin usia muda.

4. Wanita dengan higiene sanitasi yang kurang baik.

5. Wanita usia > 50 tahun.

6. Wanita multiparitas.

7. Wanita perokok.

8. Koitus pertama pada usia muda (early age of coitus).

1. Gejala klinik :

  1. Tanpa gejala, oleh karena rutinitas (check-up) Pap’s smear.
  2. Keputihan.
  3. Perdarahan pervaginam diluar siklus menstruasi.
  4. Perdarahan pasca sanggama.

2. Pemeriksaan klinik :

  1. Mengetahui secara jelas anatomi normal serviks uteri.
  2. Membedakan secara jelas serviks uteri pada nulli, multi dan post- partum.
  3. Pemeriksaan pada serviks yang diakibatkan oleh karena infeksi hormonal, pra-kanker, kanker.

3. Pemeriksaan bantuan :

  1. Schiller test.
  2. Kolposkopi.
  3. Mikrokolposkopi.
  4. Pengambilan biopsi pada lesi yang dicurigai.

4. Persiapan Pap’s smear :

  1. Penderita dipersiapkan,diberi nasehat untuk tidak melakukan pencucian vagina, koitus, obat per-vaginam 24 jam sebelum melakukan pemeriksaan.
  2. Penyediaan peralatan Pap’s smear, yaitu : spekulum cocor bebek, spatula Ayre, cyto brush, gelas objek, alkohol 95 % dan formulir Pap’s smear.

5. Cara pengambilan Pap’s smear yang benar :

  1. Seluruh serviks harus dilihat secara baik dengan spekulum, melihat daerah transformasi (area squamo columnar junction).
  2. Membersihkan dengan air steril (NaCl) untuk menghindari hasil Pap’s smear yang negatif.
  3. Melakukan cervical smear dengan memakai spatula kayu pada daerah ektoserviks dan daerah endoserviks dengan lidi watten atau memakai spatula Ayre (diputar 3600) pada daerah transformasi. Hasil signifikan apabila pengambilan Pap’s smear pada daerah endoserviks. Cytobrush dapat digunakan pula. Bahan dioleskan pada gelas objek.
  4. Sediaan segera difiksasi dengan alkohol 95 %. Setelah 1 jam dalam keadaan kering, diberi label dan dikirim ke laboratorium sitologi bersama formulir permintaan yang telah diisi.

Penilaian hasil Pap’s smear :

Kelas I : Sel normal.

Kelas II : terdapat sel atipik.

Kelas III : ditemukan sel abnormal dengan displasia (CIN I, CIN II).

Kelas IV : berisi sel abnormal dengan karsinoma insitu (CIN III).

Kelas V : berisi sel abnormal dengan sel ganas.

Terminologi WHO :

1. No abnormal cell.

Metaplasia noted.

2. Abnormal cells consistent with benign atypia (non-dysplastic cells).

  1. Inflammatory ; Trichomonas, HPV.
  2. Irradiation.
  3. Keratinization.
  4. Atypical metaplasia.
  5. Condyloma effect.
  6. Other.

3. Abnormal cells consistent with dysplasia.

  1. Mild dysplasia (CIN I).
  2. Moderate dysplasia (CIN II).
  3. Severe dysplasia (CIN III).

4. Abnormal cells consistent with malignancy.

  1. With insitu carcinoma (CIN III).
  2. With invasive carcinoma.
  3. Type unspecified.

5. Abnormal cells specifically calcified.

Terminologi Bethesda.

1. Memuaskan (satisfactory).

2. Kurang memuaskan (less than optimal).

3. Tidak memuaskan (unsatisfactory), tidak bisa diperiksa dan harus diulang.

Peran kolposkopi :

1. Pemeriksaan kolposkopi merupakan pemeriksaan pelengkap untuk rujukan hasil Pap’s smear yang abnormal, terutama pada derajat ringan yang kurang menggambarkan kelainan patologik yang sebenarmya.

2. Kolposkopi dapat mengurangi tindakan histerektomi atau konisasi.

3. Riwayat post coital bleeding.

4. Atipik persisten, border-line, abnormalitas sel kelenjar.

Hasil gabungan kolposkopi biopsi terarah dan sitologi akan menghasilkan diagnosis 98.6 %.

Tindak lanjut hasil Pap’s smear :

Kelas I : follow-up 1 tahun.

Kelas II : ulangan Pap’s smear 6 bulan dengan pengobatan penyebabnya.

Kelas III : ulangan + kolposkopi ; follow-up 1 bulan.

Kelas IV : dirujuk.

Kelas V : dirujuk.

Pada hasil Pap’s smear dengan infeksi (Trichomonas, Salmonella, Gardnerella) setelah diterapi dilakukan ulangan Pap’s smear.

Tidak ada komentar: