Uraian Umum :
- Mola Hidatidosa adalah tumor jinak trofoblas yang ditandai dengan adanya hiperplasia dan degenerasi trofoblas, sehingga tampak sebagai rangkaian buah anggur dan disebut juga hamil anggur
- Diagnosis sebaiknya juga ditentukan apakah Mola Parsial atau Mola Komplit.
- Terapi tergantung apakah fertilitas penderita masih ingin dipertahankan atau tidak. Dapat dilakukan histerektomi total dengan atau tanpa bilateral salpingo-ooforektomi atau dilakukan dilatasi dan kuretase. Pemberian BCG pasca kuretase bermanfaat untuk meningkatkan respon imun seluler, diberikan dengan 2 kali pemberian dengan jarak pemberian 1 bulan.
Kriteria Diagnosis :
Keluhan penderita :
- Riwayat terlambat haid.
- Perdarahan pervaginam. Dapat terjadi sedikit atau banyak sekali sehingga dapat menyebabkan penderita syok karena perdarahan. Perdarahan dapat berwarna coklat gelap (prune juice) atau merah cerah.
- Pengeluaran gelembung Mola.
- Pembesaran uterus lebih cepat dari hamil biasa.
- Mual dan muntah timbul lebih hebat daripada kehamilan biasa.
- Dapat disertai febris, meskipun tidak ditemukan infeksi.
- Adanya gejala dari komplikasi medis ; pre-eklamsia, hipertiroid, anemia dan gangguan keseimbangan elektrolit.
- Emboli paru-paru.
Pemeriksaan Fisik :
- Muka penderita tampak cekung dengan warna lebih merah dari keadaan umumnya (mula Mola).
- Dapat disertai tanda-tanda pre-eklamsia.
- Dapat disertai tanda-tanda hipertiroid.
- Pembesaran uterus sesuai atau lebih besar dari usia kehamilan.
- Dapat ditemukan kista lutein, kadang bilateral, meskipun tanda ini tidak khas.
- Tidak didapatkan balottement.
- Tidak teraba adanya bagian-bagian janin.
- Tidak terdengar denyut jantung janin.
- Perdarahan uterus, kadang disertai keluarnya gelembung Mola.
- Apabila ostium uteri eksternum terbuka, tidak teraba adanya kulit ketuban dan kavum uteri seperti mudah dimasuki ujung jari.
Pemeriksaan penunjang :
- Pungsi kavum uteri, apabila tidak didapatkan cairan amnion kemungkinan adalah Mola Hidatidosa. Jika diberi kontras dan dilakukan foto rontgent akan tampak gambaran seperti sarang tawon.
- Pada rontgent abdomen, apabila umur kehamilan diatas 20 minggu tidak tampak kerangka janin.
- Pemeriksaan rontgent thorax.
- Pemeriksaan dengan sonde, dengan cara Acosta Sisson atau Wiknjosastro.
- Pemeriksaan dengan USG, ditemukan gambaran multipel akho seperti sarang tawon/badai salju, kista theka lutein.
- Pemeriksaan kadar hCG. Apabila hCG urine lebih dari 1 juta IU dalam 24 jam dan didapatkan pembesaran uterus dan perdarahan pervaginam hampir selalu Mola Hidatidosa. Adalah metode terbaik untuk mengevaluasi dan pengamatan lanjut penderita dengan penyakit trofoblas gestasional.
- Pemeriksaan T3 dan T4 bila terdapat gejala tirotoksikosis, indeks Wayne-New Castle.
Patologi anatomi/pemeriksaan jaringan hasil kuretase (kerokan) :
- Makroskopik : tampak adanya gelembung Mola.
- Mikroskopik :
- Stroma villi mengalami degenerasi hidrofik yang tampak sebagai kista
- Proliferasi trofoblas.
- Tidak adanya/berkurangnya pembuluh darah villi.
Diagnosis :
Diagnosis pasti dari Mola Hidatidosa adalah keluarnya gelembung Mola.
Diagnosis Banding :
- Abortus.
- Kehamilan normal.
- Hidramnion.
- Kehamilan ganda.
- Kehamilan dengan Mioma Uteri.
I. Umum :
- Setelah diagnosis Mola Hidatidosa dipastikan, harus dilakukan evaluasi penderita dengan seksama untuk mencari kemungkinan komplikasi medis yang lain, termasuk pre-eklamsia, hipertiroid, gangguan kesimbangan elektrolit dan anemia. Apabila keadaan umum optimal, segera lakukan pengelolaan.
- Antibiotika profilaksis
II. Khusus :
- Histerektomi/angkat rahim
- Suction curettage adalah metode terpilih, tanpa memperhatikan ukuran uterus, pada penderita yang masih ingin mempertahankan fertilitas. Langkah-langkahnya :
- Dilatasi serviks. Dilakukan dengan cara pemasangan batang laminaria selama 18 – 24 jam (biasanya 3 buah). Akan tetapi apabila kanalis servikalis telah terbuka dapat langsung dilakukan kuretase apabila keadaan umum memungkinkan. Apabila berdarah banyak dan mengancam kehidupan penderita, langsung dilakukan kuretase dengan segera.
- Diberikan infus oksitosin, sebelum dilakukan induksi anestesi.
- Dilakukan suction curettage. Biasanya uterus akan segera mengecil. Apabila besar uterus lebih dari kehamilan 14 minggu, tempatkan satu tangan di fundus uteri untuk merangsang kontraksi uterus dan mengurangi bahaya perforasi.
- Kuretase tajam dilakukan setelah suction curettage untuk membersihkan sisa jaringan Mola yang masih tertinggal dalam kavum uteri.
NB : Bahan yang didapat dari hasil suction curettage dan kuretase tajam dipisahkan untuk kepentingan evaluasi histopatologi.
Penyulit :
I. Karena penyakitnya :
o Perdarahan hebat.
o Krisis tiroid.
o Infeksi.
o Perforasi uterus (Mola Destruens).
o Keganasan.
II. Karena tindakan :
o Perforasi uterus saat kuretase.
o Infeksi.
Pengamatan lanjut :
- Penderita pasca Mola Hidatidosa harus diamati sampai 2 tahun, apabila dalam pengamatan lanjut kadar hCG diperiksa secara kasar (dengan tes kehamilan), dan sampai 6 bulan apabila kadar hCG diperiksa dengan mempergunakan metode Radio Immuno Assay (RIA) atau dengan Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA).
- Selama pengamatan lanjut penderita disarankan mempergunakan kontrasepsi barrier (kondom) untuk mencegah kehamilan.
- Yang diamati dalam pengamatan lanjut adalah :
o Kadar hCG.
o Perdarahan pervaginam.
o Involusi uterus.
o Ada/tidaknya kista lutein.
o Kemungkinan timbulnya keganasan.
o Setiap 2 minggu dalam 3 bulan pertama.
o Setiap 1 bulan dalam 3 bulan kedua.
o Setiap 3 bulan sampai genap 2 tahun pengamatan.
5. Foto toraks diperiksa setiap 6 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar